Featured Post Via Labels

Translate

Search

Jumat, 11 Oktober 2013

ANESTESI


A.   ANESTESI LOKAL
1.        PENGERTIAN
   Anestesi lokal yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran  Obat anestesi lokal yang pertama dikenal adalah kokain yang diperoleh dari Erythroxylon coca yang dapat memberi rasa nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh. Pada awalnya di dunia kedokteran digunakan untuk menghilangkan nyeri setempat misal pada gigi dan mata. Karena kemampuannya untuk merintangi transmisi ke batang otak kemudian dipakai sebagai anestesi blokade saraf pada pembedahan maupun dalam anestesi spinal umum. Barulah kemudian pd thn 1892 dikembangkan anestesi lokal sintesis seperti prokain dan benzokain beserta derivatnya. Kemudian pd tahun 1940 keatas dikenalkan anestesi modern yaitu lidokain, prilokain dan bupivakain.
  Obat-obat anestesi lokal umumnya dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya ditambahkan suatu vasokonstriktor yang dapat menciutkan pembuluh darah sehingga absorbsi akan diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja dipercepat dengan khasiat yang lebih ampuh dan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohanyaa adarienalin dan efineprin.
2.        MEKANISME KERJA :
a)         Menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel-sel saraf dan ujungnya
b)        Menghambat penerusan impuls dgn jalan menurunkan permiabelitas membran sel saraf untuk ion natrium, yang dibutuhkan oleh sel saraf yang layak.
3.        EFEK
a)         Menekan ssp, bs menyebabkan depresi dan terhambatnya pernapasan sampai akhirnya kematian.Tp anastesi lokal sintetik tidak terlalu berat menekan ssp dibanding kokain.
b)        Menekan sistem kardiovaskular
a.       Penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik
b.      Penurunan kecepatan penerusan impuls dan daya kontraksi jantung
c.       Efek ini digunakan sebagai obat anti aritmia spt : prokain dan prokainamida
c)         Vasodilatasi, pd dosis yang agak besar yang bisa mencapai peredaran darah ( kecuali kokain yang berefek vasokonstriksi)


EFEK SAMPING
Efek samping penggunaan anestesi lokal terjadi akibat khasiat efek depresi terhadap ssp dan efek kardio depresifnya (menekan fungsi jantung) dgn gejala penghambatan pernapasan dan sirkulasi darah, serta efek lain dapat mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
4.                    PERSYARATAN UNTUK ANESTESI LOKAL :
a)         Tidak merangsang jaringan
b)        Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
c)         Toksisitas sistemis rendah
d)        Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal pd selaput lendir
e)         Mula kerja sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu cukup lama
f)         Larut dalam air dengan menghasilkan larutan stabil dan tahan pemanasan (proses sterilisasi)
5.        PENGGUNAAN
Anestesi lokal umumnya digunakan secara parenteral, misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestesi umum tidak dibutuhkan. Berdasarkan cara pemakaiannya  Anestesi lokal dibagi menjadi 6 jenis :
a)         Anestesi Lokal,
digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekanan intraokuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, juga sebagai salep untuk gatal dan nyeri luka bakar dan dlm bentuk supp. Untuk anti wasir
b)        Anestesi Infiltrasi,
yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi
c)         Anestesi konduksi  (penyaluran saraf),
injeksi di tulang belakang, yaitu dengan penyuntikan di suatu tempat dimana banyak saraf terkumpul, sehingga mencapai anestesia dari suatu daerah yang luas , misal pada pergelangan tangan atau kaki, juga unt mengurangi nyeri yang hebat
d)        Anestesi spinal (intratechal)/injeksi punggung,
dicapai pembiusan dari kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Kesadaran penderita tidak dihilangkan dan selesai pembedahan tidak terasa mual.
e)         Anestesi epidural, termasuk injeksi punggung.
Obat disuntikan diruang epidural. Tergantung pd efek yang dikehendaki, injeksi diberikan dilokasi yang berbeda : secara lumbal (unt Sectio caesarea), obstreti dan pembedahan perut bag. Bawah, secara servical mencapai hilang rasa ditengkuk; secara thoracal untuk pemotongan di paru-paru dan perut bag. atas
f)         Anestesi permukaan,
sebagai suntikan banyak digunakan sbg penghilang rasa oleh dokter gigi unk mencabut geraham dan untuk pembedahan kecil, spt menjahit luka pd kulit, juga digunakan untk bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.

6.        PENGGOLONGAN
Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
a)      Senyawa ester, contohanyaa prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain
b)      Senyawa amida, contohanyaa lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain
c)      Lain- lain, contohanyaa jokain dan benzilalkohol
indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1.        Bupivakain
Indikasi    : Anestesi lokal
Kontra indikasi : peny.ssp akut aktif, infeksi pirogenik padakulit
Efek samping : hipotensi,sakit kepala
2.        Lidokain
Indikasi    : Anestesi infiltrasi dan permukaan, antiaritmia
Kontra indikasi : pasien yang sensitif thdp anestesi lokal golongan amida,anak<12bulan
Efek samping : eritema,udem
3.        Prilokain
Indikasi : Anestesi tropikal pada kuli utuh
Kontra indikasi : kerusakan pada membran timpanai
Efek samping : hipergatal,edema,kemerahan
4.        Benzilalkohol     
Indikasi    : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan cabut gigi
Kontra indikasi : insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan

B.  ANASTESI UMUM
1.    PENGERTIAN
Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang disertai dengan kehilangan kesadaran. Anestesi suntikan intravena (i.v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestesi inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat khusus sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.Untuk prosedur tertentu mungkin dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu digunakan labetolol dan gliseril trinitrat, sedangkan beta bloker seperti adenosin, amiodaron dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selama anestesi.
Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf-taraf narkose
Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
1.      Taraf analgesia, yaitu rasa nyeri berkurang (sadar tetapi bagian tubuh sulit digerakkan)
2.      Taraf eksitasi (delirium) , yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
   Kedua taraf ini disebut taraf induksi
3.      Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan otot-otot melemas (relaksasi) à bisa dilakukan tindakan pembedahan
4.      Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestetika dengan penambahan suatu obat pembantu, yang bertujuan untuk menghindarkan atau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetiknya, seperti :
a)      Sebelum narkose (premedikasi) diberikan obat-obat sedatif (klorpromazin, morphin dan petidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan.
b)      Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin)
c)      Setelah narkose(post medikasi) diberikan obat-obat analgesik (methampiron) dll, sedativa (luminal) dan anti emetika (klorpromazin HCl)

2.    PERSYARATAN ANESTESI UMUM
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesi umum adalah :
1.      Berbau enak dan tidak merangsag selaput lendir
2.      Mula kerja cepat tanpa efek samping
3.      Sadar kembalinya tanpa kejang
4.      Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhanyaa
5.      Tidak menambah perdarahan kapiler selama waktu pembedahan
              
3.    TEKNIK PEMBERIAN
Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara yaitu :
a)         Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohanyaa eter dan trikloretilen
b)        Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila diberikan dengan sistem terbuka. Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini lebih disukai, contohanyaa siklopropan, N2O dan halotan
c)         Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel

4.    EFEK SAMPING
Hampir semua anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :
a)      Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretilen
b)      Mengurangi kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, yang paling ringan pada eter
c)      Merusak hati oleh karena sudah tak digunakan lagi seperti senyawa kloroform
d)     Merusak ginjal khususnya metoksifluran

5.    PENGGOLONGAN
Menurut penggunaannya anestesi umum dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a)         Anestesi injeksi, contohanyaa diazepam, barbital ultra short acting (tiopental dan heksobarbital)
b)        Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui saluran pernafasan, contohanyaa eter

indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1.      Enfluran
Indikasi                  :induksi dan pemeliharaan untuk anestesi
Kontra indikasi       : kejang
Efek samping         : Mekan pernafasan, gelisah dan mual
2.      Halotan
Indikasi                  : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi       : riwayat jaundice yang tidak diketahui
Efek samping         : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi
3.      Ketamin
Indikasi                  : Anestesi tunggal untuk diagnosis dan pembedahan
Kontra indikasi       : hipertensi
Efek samping         : Menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik
4.      Tiopental
Indikasi                   : sebagai tambahan anestesi regional
Kontra indikasi       : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping         : Menekan pernafasan












CONTOH SEDIAAN ANASTESI UMUM :

GENERIK
 DAGANG
PABRIK
Diaethyl Aether
Aether Anaestheticus
Kimia Farma
Ketamin Hidarioklorida
Ketalar
Parke Davis
Tiopental Natrium
Penthothal Sodium
Abbot
Enflurane
Athrane
Abbot
Halothanum
Fluothane
Zeneca













0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates